Dilihat : kali
"Merpati itu terbang mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Kemudian ia terbang bermil-mil, baru kemudian mati. Bahkan, burung dara yang ada di Madinah pun terbang terlebih dahulu ke Mekah Al-Mukaramah. Setelah mengelilingi Kabah tujuh kali, mereka terbang lagi beberapa mil kemudian mati." Itulah salah satu mitos yang berkembang di kalangan jemaah haji berkaitan dengan banyaknya burung merpati di sekitar Masjidilharam. Ribuan, bahkan ratusan ribu burung itu bebas berkeliaran di sekitar Masjidilharam di Mekah Al-Mukaramah maupun di Madinah Al-Munawarah. Jemaah yang ingin akrab dengan mereka bisa membeli pakan burung berupa beras merah dan jewawut kepada beberapa wanita berkulit gelap yang duduk di dekat ribuan burung tersebut. Dengan menebar pakan, burung itu datang dan dengan lahap menikmati pakan yang ditebar jemaah. Untuk mendapatkan foto yang bagus bersama ribuan burung itu, sejumlah jemaah juga melakukan hal yang sama. Ia berdiri di areal terbuka sembari menebar pakan. Saat burung mendekat, ia membuat gerakan yang cepat sehingga burung-burung itu secara serentak terbang. Saat itulah juru foto kemudian beraksi. Persoalannya, benarkan burung itu ikut melakukan tawaf sebagaimana jemaah haji? Bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa merpati itu akan jatuh manakala terbang di atas Kabah. Orang yang mempercayai mitos tersebut mungkin terinspirasi oleh ayat Alquran, "Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum, dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya." (Q.S. Al-Anbiyaa 79). Alquran Surat Al-Isra ayat 44 juga menjelaskan, "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." Terdapat banyak ayat Alquran yang menjelaskan bahwa alam semesta ini selalu bertasbih dan memuja keagungan Allah SWT. Bahkan angin dan guruh yang oleh manusia dipersepsikan sebagai kemarahan alam juga bertasbih kepada kebesaran Sang Khalik. Seluruh planet, binatang, matahari, galaksi, dan superkluster semuanya sedang bertasbih dengan cara melakukan gerakan orbitalnya. Bahwa burung merpati juga sesungguhnya bertasbih kepada Allah memiliki landasan kabar yang kuat dari Allah melalui Alquran. Persoalannya, apakah cara tasbih mereka sama dengan manusia dengan cara mengelilingi Kabah tujuh kali? Wallahu A`lam. Namun pakar binatang menjelaskan bahwa burung merpati di seputar Masjidilharam dan Masjid Nabawi bertasbih dengan caranya sendiri, tidak seperti manusia. Burung ini tidak berbeda dari burung yang ada di mana pun di dunia ini, bernaluri binatang. Merpati yang jumlahnya ratusan ribu itu terbang sesukanya sesuai dengan instink yang dimiliki. Karena di seputar Masjidilharam maupun di Masjid Nabawi disiapkan banyak makanan, maka dengan sendirinya mereka betah tinggal di wilayah ini. Gedung tinggi menjulang yang mencakar langit di sekitar dua masjid suci ini juga sangat cocok untuk tempat tinggal mereka. Apalagi, jemaah haji saat berihram dilarang menangkap maupun berburu binatang buruan. Burung dara ini termasuk binatang buruan yang dilarang untuk ditangkap, apalagi dibunuh, saat jemaah berihram. Jika membunuhnya, maka jemaah tersebut harus membayar "dam" dengan memotong seekor domba atau kambing. Itulah sebabnya burung dara di Haramain ini berkembang biak dengan pesat. Saat matahari terbit setelah subuh, burung itu turun dari tempat tinggal mereka masing-masing di sisi gedung bertingkat tinggi. Dalam seharian, mereka terus mendapatkan makanan dari jemaah. Namun menjelang magrib, burung ini tak terlihat lagi di sekitar jemaah. Mereka telah kembali ke sarangnya masing-masing. Benarkah burung akan jatuh terjungkal jika terbang di atas Kabah? Sepanjang duduk di tepi Kabah, penulis menyaksikan banyak burung terbang di atas Baitullah itu. Mereka bahkan kadang mengeluarkan kotoran, sebagaimana binatang yang lain buang kotoran sembarangan. Sepanjang penulis saksikan, semua burung yang melintas di atas Kabah tidak ada yang terjatuh. Burung adalah burung yang mengikuti fitrahnya sebagai binatang. Bahwa mereka bertasbih kepada Sang Khalik, ya, tapi sesuai dengan fitrahnya sebagai binatang. Wallahu A`lam Bishawab. (Wachu)